Indonesia Tuntaskan PR untuk Cegah Perubahan Iklim

Tue, 08 November 2016



Marakesh, Maroko, 8 November 2016: Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil menegaskan Indonesia menyelesaikan seluruh Pekerjaan Rumah (PR), termasuk soal pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagai kontribusi dalam mencegah perubahan iklim global. Menurut Sofyan, instruksi Presiden Joko Widodo sangat jelas untuk menekan dan membuka seluruh kasus kebakaran hutan dan lahan. "Kebakaran hutan dan lahan menaikan emisi gas rumah kaca kita, makanya Indonesia serius menyelesaikan persoalan ini," kata Sofyan usai membuka Paviliun Indonesia pada Pertemuan Negara Pihak UNFCCC yang ke-22 (COP 22) di Marakesh, Maroko, Senin, 7 November 2016, waktu Maroko.

Konferensi Dunia tentang Perubahan Iklim ini resmi dibuka hari, Senin, 7 November 2016 di Marakesh, Maroko atau menjelang tengah malam waktu Indonesia. Rencananya, konferensi ini akan diselenggarakan dari tanggal 7-18 November 2016 dan berfokus kepada isu-isu pe-impelementasian Paris Agreement.

Pada kesempatan itu sebagai salah satu bentuk soft diplomacy yang diupayakan oleh pemerintah Indonesia, diselenggarakan Paviliun Indonesia dalam rangka mendukung proses-proses perundingan multilateral di bawah UNFCCC.

Staf Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Dr. Agus Justianto menyatakan pentingnya kerjasama semua pihak untuk mencapai komitmen pengurangan emisi. "Semua aktor memiliki peran penting, tidak ada yang superior," kata Agus yang menjadi Ketua Penyelenggara Paviliun Indonesia.

Lebih jauh Agus menekankan bahwa Paviliun Indonesia akan menampilkan berbagai program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat dalam rangka pengendalian perubahan iklim, termasuk di dalamnya mengenai upaya nyata dalam menjaga dan melestarikan lebih dari 120 juta hektar hutan Indonesia melalui restorasi ekosistem, pencegahan kebakaran lahan dan hutan, pencegahan deforestasi dan pembangunan perhutanan sosial. “Paviliun Indonesia akan menunjukkan bahwa setiap stakeholder memiliki kesetaraan kepentingan dan memiliki peranannya masing-masing sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pemerintah telah dan akan terus mensinergikan peranan para pihak dalam aksi nyata mengendalikan perubahan iklim”, tegas Agus dalam kesempatannya pada pembukaan Paviliun Indonesia.

Paviliun Indonesia akan menyelenggarakan sekitar 50 sesi diskusi panel, dialog, serta pertunjukan atraktif tentang upaya-upaya, pembelajaran, dan pengalaman Indonesia untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Narasumber diskusi panel tersebut berasal dari pemerintah, kelompok masyarakat, LSM, akademisi, juga dari dunia usaha.***

Berita selengkapnya

Melayani hak anda untuk tahu