KemenLHK Dukung Penuh Java Jazz Festival 2016, Less Waste More Jazz dan Ayo ke Taman Nasonal

Fri, 04 March 2016

Nomor : S. 159 /HUMAS/PP/HMS.3/2/2016

Jakarta- Biro Humas, Rabu, 2 Maret 2016. Pagelaran musik jazz terbesar di tanah air bertajuk Jakarta International Java Jazz Festival (JIJJF) kembali akan digelar pada 4-6 Maret di area JIExpo Kemayoran Jakarta Pusat. Festival ini menghadirkan musisi jazz mancanegara maupun dalam negeri. Festival ini juga disertai musisi dari genre musik lainnya seperti R&B, soul, reggae. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mendukung Java Jazz Festival ini melalui project Less Waste More Jazz sekaligus promosi “Ayo ke Taman Nasonal”.

Project Less Waste More Jazz menyediakan beberapa wadah sampah tambahan dari yang sudah disediakan pihak JIExpo Kemayoran. Pada wadah sampah Less Waste More Jazz pengunjung diajak untuk memilah antara sampah sisa makanan (Food Waste) dengan Sampah Kemasan Makanan (Food Packaging Waste). Seluruh sampah yang dikelola melalui wadah sampah Less Waste More Jazz terjamin tidak akan mencemari lingkungan apalagi disalurkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena akan disalurkan kepada pihak-pihak yang akan memproses sampah tersebut dengan benar.

Project Less Waste More Jazz ini sesuai dengan paradigma pengelolaan sampah dari kumpul-angkut-buang menjadi pengurangan di sumber (reduce at source) dan daur ulang sumber daya (resources recycle). Hal ini tepat menggantikan pendekatan end of pipe atau mengkombinasikan dengan pendekatan end of pipe dengan mengimplementasikan pendekatan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Sampah kemudian dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi sumber daya sebagai bahan baku, sumber energi terbarukan, serta pemrosesan akhir sampah di TPA yang berwawasan lingkungan.

Selain itu Kementerian LHK juga mempromosikan pariwisata di taman nasional dengan slogan “Ayo ke Taman Nasional”. Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli untuk pariwisata dan rekreasi. Indonesia memiliki 51 Taman Nasional dengan total luas mencapai 16 juta ha, bahkan 6 Taman Nasional diantaranya telah ditetapkan UNESCO sebagai cagar biosfir, 6 Taman Nasional sebagai warisan dunia dan 2 Taman Nasional sebagai situs Ramsar.

Sebagai contoh besarnya potensi ekonomi dari taman nasional adalah, PNBP Taman Nasional Komodo tahun 2015 mencapai Rp. 19,3 M, meningkat 400% dari tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan konservasi memiliki potensi sebagai mesin ekonomi masa depan. Multiplier effect konservasi juga mampu mendorong pembangunan ekonomi masyarakat sekitar dalam hal akomodasi, konsumsi, guide dan cinderamata. Target kunjungan wisatawan ke kawasan konservasi selama 5 tahun (2015-2019) sebanyak 1,5 juta orang wisatawan mancanegara dan 20 juta orang wisatawan nusantara.

Penanggung Jawab Berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal HP: 0818432387

Melayani hak anda untuk tahu