Menteri LHK Safari Ke Tiga Lokasi Taman Nasional Di Jawa Timur

Thu, 19 July 2018

Biro Humas KemenLHK, Lumajang :  Guna meningkatkan promosi Taman Nasional (TN), selama dua hari ini Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya berkunjung ke 3 (tiga) lokasi Taman Nasional yang ada di Jawa Timur. Pada hari pertama, Minggu (27/3/), Siti Nurbaya berkunjung ke TN. Alas Purwo di Kabupaten Banyuwangi dan TN. Baluran di Kabupaten Situbondo, dilanjutkan hari berikutnya ke TN. Bromo Tengger Semeru yang berada lintas kabupaten yaitu kabupaten Pasuruan, Malang, Probolinggo dan Lumajang. 

Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Hal ini sebagai upaya pelestarian flora dan fauna di kawasan pelestarian alam pada kawasan konservasi. 

Taman Nasional Alas Purwo merupakan salah perwakilan tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Jawa. Tumbuhan khas dan endemik pada taman nasional ini yaitu sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong). TN Alas Purwo juga merupakan habitat dari beberapa satwa liar seperti lutung budeng (Trachypithecus auratus auratus), banteng (Bos javanicus javanicus), ayam hutan (Gallus gallus), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), serta satwa langka dan dilindungi seperti penyu lekang (Lepidochelys olivacea), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).

Pada saat kunjungan ke TN Alas Purwo, Siti Nurbaya sangat mengagumi padang gembalaan Sadengan, tempat banteng-banteng dan rusa liar mencari makan. Tak jauh dari situ juga terdapat pantai Triangulasi yang indah, dengan hamparan pasir putih. Pada kesempatan tersebut, Siti Nurbaya dan rombongan berkesempatan melepas 120 ekor tukik, penyu sisik dan penyu belimbing di pantai Triangulasi yang hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari Sadengan. Siti Nurbaya menyampaikan bahwa “Prinsip pengelolaan taman nasional adalah penguatan konservasi untuk mendukung ekonomi, taman nasional sebagai kawasan konservasi juga dapat berfungsi sebagai tempat wisata”. 

Hal tersebut mengacu pada Permenhut No. 48/Menhut-II/2010 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. Disebutkan bahwa dimungkinkan investasi wisata alam di Taman Nasional untuk usaha jasa wisata alam, yaitu: Wisata Tirta, Akomodasi, Transportasi, Wisata Petualangan, dan Olahraga minat khusus dengan mengajukan permohonan sebagai pemegang Izin Usaha Penyedia Sarana Wisata Alam (IUPSWA). Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, sampai Juni 2015 di TN Alas Purwo sudah terdapat 3 (tiga) pemegang IUPSWA, dan 1 pemegang izin prinsip IUPSWA. Untuk di TN Bromo-Tengger-Semeru baru ada 1 pemegang IUPSWA sementara di TN Baluran belum ada.

Selesai menikmati padang gembalaan dan pantai, Siti Nurbaya melakukan safari malam untuk mengamati rusa dan banteng di Taman Nasional Baluran, Kab. Situbondo, dengan waktu tempuh hampir 2 jam dari TN. Alas Purwo. Taman Nasional Baluran merupakan perwakilan ekosistem hutan yang spesifik kering di Pulau Jawa, terdiri dari tipe vegetasi savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Sekitar 40 persen tipe vegetasi savana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran. Terdapat 444 jenis tumbuhan dan 26 jenis mamalia di Baluran diantaranya banteng (Bos javanicus javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), ajag (Cuon alpinus javanicus), kijang (Muntiacus muntjak muntjak), rusa (Cervus timorensis russa), macan tutul (Panthera pardus melas), kancil (Tragulus javanicus pelandoc), dan kucing bakau (Prionailurus viverrinus). 

Satwa banteng merupakan maskot/ciri khas dari Taman Nasional Baluran. Melihat populasi Banteng di TN Baluran yang terus mengalami flkutuasi, dan pada beberapa tahun terakhir cenderung mengalami penurunan akibat perburuan liar, predasi, menurunnya kualitas dan kuantitas habitat. Siti Nurbaya mendorong TN Baluran untuk meningkatkan populasi Banteng di habitat alami, mengembangbiakan Banteng secara semi alami serta meningkatkan kualitas genetik Banteng yang ada di Taman Nasional Baluran. 

Selesai mengunjungi TN Baluran, malam harinya rombongan melanjutkan perjalanan ke TN Bromo Tengger Semeru yang menempuh perjalanan hampir 5 jam. Setelah melepas lelah 2 jam di sebuah hotel dekat Taman Nasional, Senin dini hari (28/3) Siti Nurbaya beserta rombongan bergerak menuju Penanjakan untuk menyaksikan matahari terbit. Sungguh pemandangan yang menakjubkan dan luar biasa melihat matahari terbit dengan hamparan gunung-gunung dan padang pasir yang luas, kawah Bromo yang masih mengeluarkan asap dan masih diselimuti awan pagi hari. 

Dari kunjungan ketiga lokasi Taman Nasional tersebut, Siti Nurbaya menegaskan bahwa rangkaian kawasan konservasi yang ada di Jawa Timur mulai dari Alas Purwo, Baluran, Kawah Ijen, Meru Betiri, dan Bromo-Tengger-Semeru harus dilihat dalam konteks pengembangan wilayah. Kota Surabaya, Malang, Probolinggo, Pasuruan dan Banyuwangi merupakan satu konektifitas dengan kawasan taman nasional dan kawasan konservasi. Kemudian konservasi tersebut juga harus dilihat dari sisi peningkatan ekonomi lokal. Pengembangan kawasan konservasi yang baik tentunya juga akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara”, ucap Siti. 

Saat ini, di Indonesia terdapat 51 Taman Nasional dengan total luasnya mencapai 16 juta ha lebih, bahkan 6 taman nasional diantaranya telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer, 6 taman nasional sebagai Warisan Dunia, dan 2 sebagai situs Ramsar (perjanjian internasional untuk konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan). Juga terdapat dua taman nasional berstatus sebagai cagar biosfer dan warisan dunia, yaitu TN Gunung Leuser dan TN Komodo.

Target pariwisata nasional tahun 2015 – 2019 adalah 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta perjalanan wisatawan nusantara. Kementerian LHK menargetkan pada tahun 2015 - 2019 kunjungan wisatawan ke kawasan konservasi mencapai 20 juta lebih, wisatawan mancanegara 1,5 juta dan wisatawan nusantara 20 juta.

Pada tahun 2015, total pengunjung Taman Nasional mencapai 5,6 juta terdiri dari pengunjung dalam negeri dan dari luar negeri. Jumlah ini meningkat hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 2 jutaan. Adapun tujuan kunjungannya sebagian besar adalah untuk rekreasi dan selebihnya untuk tujuan penelitian, pendidikan dan ilmu pengetahuan, dll. Dalam upaya promosi Taman Nasional Kementerian LHK juga telah mencanangkan Promosi Taman Nasional dengan tema “Ayo Ke Taman Nasional” pada tanggal 15 Desember 2015.

Penanggung Jawab Berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal HP: 0818432387

Melayani hak anda untuk tahu