Perwujudan Nawacita Melalui Konfigurasi Bisnis Baru Kehutanan

Thu, 01 February 2018

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 1 Februari 2018. Potensi pemanfaatan hutan dan pasokan bahan baku industri tahun 2045, dapat menghasilkan devisa 97,51 milyar US$/tahun, atau setara dengan 8,9 kali devisa tahun 2017. Hal ini dapat terwujud melalui konfigurasi bisnis baru kehutanan, yaitu: industri berbabis hasil hutan bukan kayu; pengembangan agroforestry; ekowisata; jasa lingkungan, dan bio energi.  

Bambang Hendroyono, Sekretaris Jenderal KLHK menyampaikan, “Potensi pemanfaatan hutan ini merupakan bentuk penerapan Nawacita dari sektor kehutanan, yang ditandai dengan indeks kualitas lingkungan hidup harus lebih baik yang artinya kualitas air, udara dan land cover juga harus lebih baik”.

Ia juga menyampaikan bahwa perlu kerjasama dengan berbagai pihak, terutama pihak pelaku industri bidang kehutanan untuk melaksanakan pemerataan ekonomi dari sektor kehutanan sambil mendorong produktifitas hutan Indonesia. KLHK menurutnya telah melakukan beberapa perbaikan regulasi yang telah disepakati dengan para pelaku usaha, dimana hal ini juga mampu mendorong terciptanya good governance.

Selain hasil hutan kayu, Indonesia sedang menggalakkan produksi hasil hutan bukan kayu, untuk agroindustry yang digarap bersama-sama dengan pertanian dimana alokasinya adalah sekitar 20% untuk tanaman kehidupan, sebagian lainnya untuk ekowisata, dimana salah satu yang cukup berhasil adalah kawasan ekowisata di Danau Toba dan juga Kalimantan Timur yang mengembangkan wisata alam orangutan, bekantan dan hutan pantai, ekowisata seperti jasa tata kelola air. Indonesia juga memiliki potensi biomassa yang sangat besar.

Berita selengkapnya klik disini

Melayani hak anda untuk tahu