BUMI GORONTALO, ALAM WALLACE DI PUNGGUNG SULAWESI

Mon, 05 December 2016

SIARAN PERS
Nomor : SP.147/HUMAS/PP/HMS.3/11/2016

Gorontalo, Biro Humas KLHK, Senin 5 Desember 2016. Menteri LHK, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc menjadi tamu istimewa dalam peringatan Hari Ulang Tahun ke-16 Provinsi Gorontalo, Senin (5/12/2016). Tidak hanya sekedar hadir, Menteri Kabinet Kerja yang juga menjadi saksi sejarah pembentukan Provinsi Gorontalo saat masih menjabat sebagai Sekjen Depdagri ini, didaulat memberi sambutan pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Provinsi Gorontalo dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-16 Provinsi Gorontalo. 

Dalam sambutannya, Menteri LHK memberikan beberapa catatan penting, tentang posisi strategis Gorontalo dengan basis sumber daya alam dan mempertegas langkah dalam konservasi alam. Menteri Siti mengatakan, Gorontalo adalah contoh sebuah negeri maritim dan agraris yang bertemu dalam satu ruang. Daerah ini juga menjadi rumah bagi jantung keanekaragaman hayati, serta menyimpan cadangan air tanah yang luar biasa besar. ''Saya menyebutnya sebagai alam wallace di punggung Sulawesi,'' kata Menteri Siti. Karena itu ia mengajak semua elemen agar mengaktualisasi rasa syukur dianugerahi kekayaan alam, dengan cara menjaganya. Terutama untuk bersama-sama mendukung agenda pengendalian perubahan iklim, yang telah menjadi masalah global.

Beberapa contoh kondisi yang sudah terlihat dari dampak perubahan iklim, seperti berkurangnya wilayah daratan, rusaknya ekosistem pesisir akibat gelombang pasang, dan berkurangnya areal persawahan dataran rendah di dekat pantai. Semuanya akan berdampak pada hilangnya mata pencaharian dan ketahanan pangan. Menteri Siti pun mengajak masyarakat ikut mengatasinya dengan mempertahankan kenaikan suhu di bawah 2-1,5 derajat celcius. Semua itu bisa dilakukan dengan mengatur langkah dan upaya mengendalikan emisi gas rumah kaca sebesar 17,3-23,1 % dari sektor kehutanan dan land use serta dari pengaturan penggunaan energi. ''Langkah-langkah yang dilakukan provinsi Gorontalo dalam agenda perubahan iklim nasional, akan memberi arti penting dan nyata. Dari Gorontalo untuk Indonesia kita dan dunia,'' tegasnya.

Menteri Siti juga kembali menegaskan perwujudan Gorontalo sebagai Provinsi konservasi. Dimana terdapat beberapa areal konservasi seperti Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Suaka Margasatwa Nantu-Boliyohatu, Cagar Alam Panua dan Cagar Alam Tanjung Panjang. Selain itu ada Cagar Alam Mas Popaya Raja dan Cagar Alam Tangale.

''Saya ucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya untuk Gorontalo sebagai Provinsi konservasi. Pembangunan dan konservasi, bisa berdampingan untuk keperluan generasi yang akan datang,'' katanya. Dengan pendekatan konservasi guna menjaga kekayaan alam, Provinsi Gorontalo diproyeksikan akan maju pada sektor pariwisata, energi dan pelestarian budaya. Menurunkan pengetahuan dan wawasan seperti ini, kata Menteri Siti sangat perlu dari generasi ke generasi. Tujuannya agar terpelihara komponen dan interaksi pembentuk bentang alam, pembentuk ekosistem. ''Manusia menjadi bagian penting dalam proses pembentukan bentang alam atau sebagai land forming factors,'' katanya.

Pada akhir sambutannya, Menteri Siti menyatakan Kementerian LHK akan memberikan atensi khusus kepada Gorontalo sebagai Provinsi Konservasi. Beberapa dukungan kunci terutama menyangkut pengetahuan dan pemahaman seluruh regulasi, rambu-rambu serta strategi-strategi konservasi yang perlu disusun bersama. Juga mendukung tekad aktualisasi pola dan format keterwakilan rakyat yang baik, maju dan modern. ''Kita songsong semakin majunya pembangunan Provinsi Gorontalo sebagai Provinsi konservasi, didukung tata kelola Pemda serta hubungan eksekutif dan legislatif. Semangat dan kepeloporan, akan menorehkan tinta emas di Negeri ini, Indonesia yang kita cintai,'' kata Menteri Siti. ''Selamat ulang tahun ke-16. Dirgahayu Provinsi Gorontalo,'' tutupnya.(***)

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330

Melayani hak anda untuk tahu