BUMN LEBIH DISIPLIN DARI SWASTA

Thu, 08 December 2016

Nomor : SP. 149/HUMAS/PP/HMS.3/12/2016


Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Rabu, 7 Desember 2016. Wakil Presiden RI Jusuf Kalla mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada 12 perusahaan penerima PROPER peringkat EMAS. Dari 12 perusahaan tersebut, 7 dari perusahaan Pertamina, 3 BUMN, dan 2 swasta. “Hal ini menunjukkan bahwa ternyata BUMN lebih disiplin dari swasta, dan peringkat HITAM adalah swasta semua”, ungkap Jusuf Kalla.

Wapres menyerahkan langsung trophy penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) peringkat EMAS kepada 12 pimpinan perusahaan tersebut di Istana Wakil Presiden, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga menyerahkan trophy kepada 172 pimpinan perusahaan penerima penghargaan PROPER peringkat HIJAU.

Tahun 2016 jumlah peserta Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) mencapai 1930 (Seribu Sembilan ratus tiga puluh) perusahaan yang terdiri dari 111 jenis industri. Tingkat ketaatan PROPER pada tahun ini mencapai 84,75% dengan Peraih peringkat EMAS sebanyak 12 perusahaan, HIJAU 172 perusahaan, BIRU 1422 perusahaan, MERAH 284 perusahaan, HITAM 5 perusahaan, dan 35 perusahaan lainnya tidak diumumkan terdiri dari 13 perusahaan dalam proses penegakan hukum dan 22 perusahaan tutup/tidak beroperasi.

Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) merupakan program pengawasan terhadap industri yang bertujuan mendorong ketaatan industri terhadap peraturan lingkungan hidup. Aspek penilaian ketaatan yang dievaluasi meliputi Izin Lingkungan; pengendalian pencemaran air; pengendalian pencemaran udara; pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); dan potensi kerusakan lahan (khusus untuk kegiatan pertambangan).

Peringkat PROPER dibagi menjadi 5 yaitu EMAS, HIJAU, BIRU, MERAH, dan HITAM. Peringkat tertinggi adalah EMAS dan peringkat terburuk adalah HITAM. Perusahaan yang memperoleh peringkat EMAS adalah perusahaan yang telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan dalam proses produksi, melaksanakan bisnis yang beretika, dan bertanggung jawab terhadap masyarakat

Dalam sambutannya Jusuf Kalla menyampakan bahwa “saat ini ada tiga isu yang menjadi perhatian serius dunia: yaitu Hak Azazi Manusia, Demokrasi dan Lingkungan Hidup. PBB sampai menyelenggarakan konferensi COP sampai 22 kali hanya untuk membahas soal perubahan iklim. Jika dahulu negara yang memiliki banyak cerobong asap industri disebut negara maju, sekarang jika ada asap orang ribut” ungkapnya.

PROPER juga mendorong perusahaan terus melakukan inovasi dalam pengelolaan lingkungan. Tahun ini tercatat terdapat 260 inovasi yang berasal dari upaya efisiensi energi sebanyak 63 inovasi, efisiensi dan penurunan beban pencemaran air 16 inovasi, penurunan emisi 44 inovasi, 3R limbah B3 33 inovasi, 3R limbah padat non B3 27 inovasi, pemeliharaan keanekaragaman hayati 22 inovasi dan upaya pemberdayaan masyarakat 55 inovasi Kami akan terus mendorong perusahaan-perusahaan untuk terus mengembangkan inovasi dan mematenkan hasil inovasi-inovasi tersebut sehingga industri yang berbasis pengetahuan dan kekayaan intelektual berkembang pesat di Indonesia.

Siti Nurbaya menyatakan “PROPER bertujuan untuk mendorong industri menerapkan prinsip ekonomi hijau yaitu efisiensi energi, konservasi air, pengurangan emisi, perlindungan keanekaragaman hayati dan mengurangi kesenjangan ekonomi dengan menerapkan program pemberdayaan masyarakat”.

Menteri Siti Nurbara juga menyampaikan rincian kuantitatif hasil inovasi dan peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan tersebut sebagai berikut: Efisiensi penggunaan energi sebesar 249.808.268 Giga Joule; Efisiensi air sebesar 447.463.288 M3; Penurunan emisi 75.663.410 ton, meningkat 57% dari tahun sebelumnya; Reduksi limbah padat non B3 sebesar 3.245.604 ton; Reduksi limbah B3 sebanyak 6.444.846 ton meningkat 35% dari tahun sebelumnya.

Analisis anggaran pemberdayaan masyarakat dalam periode 2012-2016 menunjukkan adanya:
1. Rata-rata dana yang digunakan untuk pengembangan masyarakat di perusahaan mencapai Rp. 1,35 triliun per tahun;
2. Masyarakat penerima manfaat program pengembangan masyarakat mengalami peningkatan sangat signifikan sebesar 248%;
3. Program menunjang pembangunan infrastruktur masih menjadi porsi utama dengan rasio pendanaan meningkat sebesar10% dibandingkan tahun 2015.
4. Dalam 3 tahun terakhir (2014 – 2016), perusahaan telah konsisten mengurangi proporsi program yang bersifat karitatif/charity dengan rata-rata penurunan 8,33% per tahun, dan selalu di bawah jenis program yang lain seperti peningkatan kapasitas (capacity building), infrastruktur dan pemberdayaan (empowerment)
5. Perusahaan juga telah konsisten memberi proporsi program yang bersifat pemberdayaan/empowerment 2,5x lipat lebih banyak dibandingkan yang bersifat karitatif/charity, yaitu sebesar 32%.

Meskipun tingkat ketaatan perusahaan meningkat, masih diperlukannya perbaikan peraturan, peningkatan sumberdaya manusia dan perbaikan fasilitas pengelolaan lingkungan untuk mendukung perusahaan menjadi lebih baik dalam mengelola lingkungan hidup. Di akhir sambutannya Siti Nurbaya menyampaikan bahwa “Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan berkomitmen untuk terus memperbaiki sistem dan tata kelola PROPER. Serta memberikan apresiasi yang tinggi untuk perusahaan yang telah memperoleh peringkat EMAS dan HIJAU, mendorong terus kepada perusahaan yang memperoleh peringkat BIRU untuk dapat meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan dan akan memberikan teguran serta sanksi kepada perusahaan yang berperingkat MERAH dan HITAM”.

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330

Melayani hak anda untuk tahu