Sat, 27 January 2018
Nomor : SP. 49/HUMAS/PP/HMS.3/01/2018
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sabtu, 27 Januari 2018. Mendukung gerakan “Tiga Bulan Bebas Sampah (TBBS)” sebagai rangkaian Hari Peduli Sampah Nasional Tahun (HPSN) 2018, KLHK melalui Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku (P3E Suma), kembangkan kerjasama program pendidikan lingkungan (Eco-Office dan Eco-Campus). bersama Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, Sulawesi Selatan.
Kerjasama ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU), antara Kepala P3E Suma dan Rektor Unibos. Dalam rilisnya (26/01/2018), Kepala P3E Suma, Ir. Darhamsyah, menuturkan, salah satu bentuk penerapan lingkungan hidup berasal dari civitas akademika, sebagai penopang pendidik untuk meneruskan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
"Era sekarang adalah era kolaborasi, dan disini kita juga mengenal tentang sharing economy, dimana ekonomi bertumbuh dari sharing Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga ini mendukung untuk kami lebih mendalami daya tampung dan daya dukung lingkungan untuk mempersiapkan beberapa pakar yang ada dalam bidangnya yang didukung oleh Unibos. Melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi, kami bisa melakukan berbagai kajian akademik, dan bersama-sama mengembangkan program peduli lingkungan", ujar Darhamsyah.
Dalam kesempatan ini, Rektor Unibos, Prof. M. Saleh Pallu, juga mengungkapkan jika kesepakatan kerjasama ini sangat bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan civitas akademika Unibos untuk lebih terarah terkait pengelolaan lingkungan.
"ini memang dibutuhkan untuk bagaimana memberikan pencerahan dan arahan kepada para staff sehingga jiwa bersatu dengan alam yang bersih itu tetap ditanamkan. Apa lagi kedepan Unibos akan menerapkan menjadi eco campus. Juga melihat saat ini didukung dengan pergerakan digital yang pesat, sehingga memang dibutuhkan perhatian lebih untuk menciptakan lingkungan yang tetap nyaman dan asri", katanya.
Ditambahkan Prof. M. Saleh, saat ini Unibos telah menerapkan gerakan peduli lingkungan dengan aturan dilarang merokok, dilarang membuang sampah sembarangan dan melakukan penanaman. "Selanjutnya Unibos akan melakukan pembinaan desa sehingga kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya tetap terjaga", tuturnya.
Pada waktu yang sama, sebanyak 45 tenaga kependidikan Unibos berkesempatan untuk mengikuti workshop dengan tema lingkungan. Menurut Darhamsyah, kegiatan ini dimaksudkan dalam rangka mewujudkan green campus atau green office, sebagai gaya hidup ramah lingkungan.
"Kesempatan ini kita manfaatkan untuk bertukar pikiran terkait solusi-solusi baik dalam pengelolaan lingkungan. Dari sinilah kita inginkan adanya penguatan inisiatif. Sebab program pemerintahpun tidak bisa dilaksanakan sendiri tanpa dukungan tindakan berbagai kalangan. Semoga setelah ini dapat timbul inspirasi-inspirasi yang dapat membantu membangun pengembangan sesuai dengan yang ingin kita capai yang sesuai dengan wawasan lingkungan", katanya.
Hal senada juga dituturkan oleh perwakilan Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah, Dr. Mohammad Nurchalis, yang juga turut hadir sebagai narasumber.
"Bumi itu memiliki keteraturan dalam prosesnya. Semakin buruk atau semakin baiknya proses kelangsungan lingkungan hidup di bumi ini itu dilihat dari aktivitas yang ada diseluruh bagian bumi termasuk perlakuan dari manusia. Disinilah dilihat keberhasilan dunia pendidikan dalam membangun inisiatif perawatan lingkungan hidup. Dan keberhasilannya adalah ketika tidak ada lagi mahasiswa yang membuang sampah disembarangan tempat, serta dengan menggerakkan mahasiswa KKN peduli lingkungan, yang dapat menggerakkan masyarakat", ungkapnya.
Tokoh ini juga rupanya sangat memperhatikan permasalahan lingkungan yang terjadi saat ini. Menurutnya, permasalahan lingkungan bermula dari permasalahan hutan.
"Hutan itu mestinya dikoordinir sebagai lingkungan tertutup dengan membiarkan seluruh pohon tumbuh, tanpa ada eksploitasi dan penebangan. Selain itu juga, lingkungan ini membutuhkan perhatian dari etika masyarakat untuk melakukan hal kecil yang tidak merusak lingkungan, sehingga etika masyarakat sangat dibutuhkan untuk memahami hak kewajiban dan peran dalam pengelolaan lingkungan ini, dan untuk perubahan mindset masyarakat memang perlu ada pergerakan rutin dan berkala", tambahnya.
Tidak lupa, ia juga berpesan agar gerakan menanam 25 pohon per orang terus dilakukan sebagai bentuk penyelamatan lingkungan hidup. "Hasil udara segar dari pohon yang kita tanam ini sudah cukup untuk kebutuhan udara segar kita selama 60 tahun. Jika kita menanam pohon yang hidupnya berjangka panjang lebih dari 25 pohon, artinya kita pun bisa memberikan udara segar bagi orang lain. Dan yakinlah bumi akan lebih baik jika semua orang dapat melakukan hal ini", katanya.
Pengembangan kerjasama P3E Suma dan Unibos merujuk pada Surat Edaran Menteri LHK Nomor SE.1/MenLHK/PSLB3/PLB.0/1/2018 tentang Kerjasama untuk Peningkatan Penanganan Sampah dalam rangka HPSN 2018.
Sebagaimana diketahui, agenda TBBS berlangsung mulai tanggal 21 Januari hingga 21 April 2018. Agenda ini menjadi jalan pemenuhan tujuan pembangunan pengelolaan sampah sebagaimana target yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 97 tahun 2017 yaitu pada tahun 2025 terdapat pengurangan sampah 30 % atau 20,9 juta ton, serta penanganan sampah mencapai 70 % atau 49,9 juta ton.(*)
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi 081375633330