GENDER, BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Sat, 06 May 2017

Indonesia menjadi co-host dalam Side Event COP’s BRS tentang gender dalam pengelolaan B3 dan limbah B3 yang diselenggarakan oleh Sekretariat Konvensi Basel, Rotterdam dan Stockholm (BRS) bersama Women Engage for a Common Future (WECF), Bali fokus dan International Union for Conservation of Nature (IUCN). Kegiatan ini merupakan bagian dari Konvensi BRS yang berlangsung di Jenewa, Swiss sejak 24 April – 5 Mei 2017. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan negara-negara peserta konferensi, perwakilan asosiasi, pemerhati lingkungan, Lembaga Swadaya Masyarakat dan para pihak lainnya. Tema COP tahun ini adalah : “A future detoxified: sound management of chemicals and waste” atau “Masa depan tanpa racun: pengelolaan bahan kimia dan limbah yang baik”.

Indonesia memasukkan isu gender dalam implementasi COP’s BRS atau Konvensi BRS mengenai perpindahan lintas batas Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah B3 yaitu Konvensi (BRS). Hal ini dengan tegas disampaikan oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Tuti Hendrawati Mintarsih pada COP BRS di Jenewa, Swiss tanggal 3 Mei 2017. 

Dalam presentasinya, Dirjen PSLB3 KLHK, Tuti H. Mintarsih menyatakan, “Berbagai penelitian membuktikan dampak pengunaan B3 serta limbah B3 kepada kesehatan perempuan lebih buruk dari dampak ke laki-laki. Selain itu masih ada ketimpangan gender yang menyebabkan perempuan perlu mengejar ketertinggalannya terhadap akses informasi dan edukasi, kontrol atas proses pengambilan keputusan, penerimaan manfaat serta tingkat partisipasi.”

Berita selengkapnya klik disini

Melayani hak anda untuk tahu