GOTONG ROYONG BERSIH SUNGAI CILIWUNG, ANGKAT 1 TON SAMPAH "GERAKAN MASYARAKAT PEDULI SUNGAI : MENUJU EKOWISATA SUNGAI"

Sun, 07 August 2016

Nomor : SP. 38 /HUMAS/PP/HMS.3/8/2016

Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Minggu, 7 Agustus 2016. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyusuri sungai Ciliwung sepanjang 7 km. Penyusuran ini dimulai dari kawasan MT. Haryono sampai ke kawasan Kampung Melayu, dan bergotong royong bersama masyarakat untuk membersihkan Sungai Ciliwung dari berbagai pencemar baik limbah maupun sampah.

Sekitar 1.500 orang berperan dan berpartisipasi dalam gotong royong ini, yang terdiri 900 orang masyarakat sekitar yang berasal dari 21 Rukun Warga (RW) di daerah tersebut. Pemda DKI menurunkan 50 personil, TNI/Polri sebanyak 50 orang, 100 pelaku usaha, 50 orang pelajar, 50 orang mahasiswa, serta 200 orang yang berasal dari komunitas, dan sebanyak 100 orang berasal dari lingkup KLHK.

Sebanyak 100 peserta ikut menyusuri sungai sambil membersihkan sampah dan limbah, 1.400 peserta lainnya membersihkan sempadan sungai dan daratan di masing-masing segmen. Sampah yang dikumpulkan akan diangkut, dipilah, dan ditimbang. Peserta yang berhasil mengumpulkan sampah terbanyak akan mendapatkan hadiah.

Selama menyusuri sungai, Siti Nurbaya melihat tumpukan sampah yang tinggi pada wilayah kumuh dan agak berkurang pada wilayah yang bersih. “Ada permasalahan sanitasi dan pengelolaan air limbah di sepanjang Ciliwung, untuk itu saya akan meminta Gubernur DKI Jakarta untuk membuat Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal”, ungkap Siti.Siti berharap selain melalui pendekatan formal, agar dilakukan pendekatan melalui jalur seni budaya Betawi yang dinilai sangat efektif untuk mempengaruhi pola hidup masyarakat menjadi sadar lingkungan.

Menurut laporan Ketua Penyelenggara dari Masyarakat Peduli Ciliwung (Mat Peci), Usman Firdaus, total sampah yang diangkat hari ini mencapai 1 ton lebih. “Sampai hari ini kondisi ciliwung memang belum bisa dibersihkan dan dihijaukan sepenuhnya, tapi kondisinya sudah 80% lebih baik dibandingkan dengan Ciliwung sebelumnya”,ungkap Usman. Usman juga mengatakan bahwa melalui budaya Betawi yang kental dengan ajaran islam, diharapkan dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah ke sungai, karena kebersihan adalah sebagian dari iman.

Sementara itu dalam sambutannya, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi DKI Jakarta, Junaedi, mengatakan bahwa Pemda DKI telah melakukan pengawasan sumber serta pencemaran, menyediakan fasilitas pengelolaan air limbah, strategi sanitasi kota, IPAL Komunal dan Kampung Iklim. Aksi-aksi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga ekosistem sungai Ciliwung.

Pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan sarana bersih sungai berupa satu unit Perahu Karet tipe Armada 480 dan satu unit mesin tempel tipe 25 HP 2 Stroke oleh direktur utama PT. Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani, kepada Gerakan Ciliwung Bersih yang disaksikan oleh Menteri LHK. Kegiatan Gotong Royong Bersih Sungai Ciliwung ini sejalan dengan Program Prioritas Nasional yaitu peningkatan ketersediaan bahan baku untuk air bersih. Strategi untuk mencapai tujuan program tersebut adalah perbaikan kualitas sungai melalui kegiatan restorasi.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama-sama komunitas Masyarakat Peduli Ciliwung (MAT PECI) didukung oleh swasta dan Pemerintah Daerah pada tahun 2016 akan melakukan restorasi di 3 lokasi Sungai Citarum dan Ciliwung. Pada tahap awal akan dilakukan seluas 4 hektar di Sungai Ciliwung dan 7 hektar di Sungai Cisangkui yang merupakan anak Sungai Citarum.

Restorasi ini berbasis masyarakat dengan konsep mengubah perilaku masyarakat untuk tidak membuangsampah dan limbah ke sungai. Jika masyarakat tidak membuang sampah dan limbah ke sungai, pencemaran sungai bisa dikurangi dan kualitas air sungai bisaditingkatkan. Perubahan perilaku ini dilakukan dengan membuat daerah di sepanjang aliran sungai sebagai ruang publik yang bersih dan indah sehingga diharapkan terjadi fungsi pengawasan dan sekaligus pembinaan secara bersama. Sehingga diharapkan masyarakat malu jika membuang sampah dan limbah ke sungai.

KLHK bersama komunitas MAT PECI melakukan pendekatan terhadap masyarakat untuk merumuskan visi dan mimpi-mimpi masyarakat di sekitar bantaran sungai tentang bentuk restorasi sungai yang akan dicapai bersama. Setelah visi dan komitmen bersama berhasil dicapai, kemudian visi tersebut dirumuskan menjadi program dan kegiatan bersama. Kesepakatan masyarakat di sekitar sungai adalah menjadikan daerah aliran sungai tersebut sebagai ekowisata sungai. Dengan menjadikan kawasan ekowisata, selain tujuan restorasi sungai tercapai, kegiatan ekonomi masyarakat setempat tumbuh dengan adanya pariwisata. Program ini kemudian disampaikan kepada berbagai pihak untuk memperoleh dukungan. Salah satu mitra yang mendukung rencana pengembangan ekowisata ini adalah pihak swasta yang peduli terhadap lingkungan. KLHK selain mendukung pembangunan ekowisata juga memfasilitasi kerjasama antara komunitas dengan pihak swasta tersebut.

Kegiatan Ekowisata Sungai akan dikembangkan untuk menjadi daerah percontohan dan tempat edukasi bagi masyarakat dalam peningkatan kualitas air sungai. Di dalam kawasan tersebut akan dilakukan kegiatan:
1. Konservasi DAS Ciliwung dan Alam Sekitar melalui penanaman pohon endemic.
2. Penanaman pohon bambu yang berfungsi membantu dalam melakukan filtrasi dan purifikasi air sungai secara alami, mampu mengendalikan erosi dan sedimentasi serta phyto remediation untuk perbaikan kualitas air sungai;
3. Pengolahan air limbah rumah tangga yang dilengkapi dengan wetland atau teknologi lainnya dan kolam ikan.
4. Pemasangan online-real time monitoring kualitas air Sungai Ciliwung.
5. Urban – Organic- Farming (Pertanian Perkotaan).
6. Solusi Sampah (Olah dan Pilah Sampah Menjadi Berkah).
7. Konservasi Budaya dan Kearifan Lokal.
8. Kegiatan-kegiatan Pemberdayaan Masyarakat.

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian LHK, Novrizal, HP. 0818432387.

Melayani hak anda untuk tahu