Hotspot Bulan Oktober 2017 Mengalami Penurunan Signifikan

Thu, 02 November 2017

SIARAN PERS
Nomor : SP. 327 /HUMAS/PP/HMS.3/11/2017


Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kamis, 2 November 2017. Berdasarkan satelit NOAA menunjukkan bahwa pantauan hotspot Bulan Oktober 2017 mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan bulan September, yakni sebesar 69,89%. Pada bulan Oktober 2017 hanya terpantau 199 hotspot di seluruh wilayah Indonesia sedangkan bulan September 661 titik.

Begitu juga pantauan satelit TERRA AQUA (LAPAN), jumlah hotspot mengalami penurunan sebesar 40,7%. Dari 855 titik di Bulan September 2017 menurun menjadi 507 titik di Bulan Oktober.

Penurunan jumlah hotspot ini adalah berkat kerjasama yang baik antar pihak baik KLHK, TNI, POLRI, BNPB, pemerintah setempat, dan juga masyarakat dalam melakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah-wilayah rawan. Selain itu, penetapan Status Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di beberapa provinsi di Indonesia menjadi cambuk bagi semua pihak untuk bersatu padu menyusun strategi upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Pelibatan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan pencegahan dan pemadaman juga menjadi terobosan KLHK dalam pengendalian karhutla di tahun ini. Masyarakat ikut terlibat langsung dalam upaya pencegahan maupun pemadaman. Sehingga masyarakat dapat lebih merasakan apa dampak dari karhutla dan betapa berat memadamkan api dengan luasan yang cukup luas.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, Raffles B. Panjaitan mengungkapkan bahwa Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK – Manggala Agni tidak bosan-bosan merangkul masyarakat untuk bersama-sama mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sekitar tempat tinggal mereka, melalui sosialisasi secara resmi ataupun dengan kunjungan-kunjungan ke masyarakat.

“Manggala Agni terus melakukan penyadartahuan kepada masyarakat, patroli ke wilayah-wilayah rawan karhutla, dan juga tetap menjalin koordinasi dengan berbagai pihak untuk selalu bersama-sama melakukan kegiatan-kegiatan pengendalian karhutla,” imbuh Raffles.

“Memasuki bulan November 2017, menurut prediksi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tingkat curah hujan sudah cukup tinggi di beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan”, lanjut Raffles.

Sementara itu, jumlah hotspot berdasarkan pantauan satelit NOAA pukul 20.00 WIB (01/11/2017), terpantau 3 hotspot yaitu di Provinsi Sulawesi Tengah 1 titik dan di Sulawesi Tenggara 2 titik.

Dengan demikian, untuk periode 1 Januari – 1 November 2017 pada satelit NOAA, terdapat 2.522 hotspot di seluruh Indonesia. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2016, tercatat sebanyak 3.723 hotspot, sehingga terdapat penurunan sebanyak 1.201 hotspot atau sebesar 32,25%.

Penurunan sejumlah 1.503 titik (40,40%) juga ditunjukkan oleh satelit TERRA-AQUA (NASA) confidence level ?80%, yang mencatat 2.217 hotspot di tahun ini, setelah sebelumnya di tahun 2016, tercatat sebanyak 3.720 hotspot. (*)

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330

Melayani hak anda untuk tahu