Sun, 30 July 2017
Nomor : SP. 157/HUMAS/PP/HMS.3/07/2017
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Minggu, 30 Juli 2017. Tim Satgas Karhutla terus melakukan pemantauan diantaranya dengan pengecekan lapangan (groundcheck) terhadap setiap laporan kemunculan hotspot. Berdasarkan pantauan per tanggal 29 Juli 2017 pukul 20.00 WIB, Satelit NOAA menunjukkan bahwa tidak terdapat hotspot di seluruh wilayah Indonesia (zero hotspot). Sedangkan data Terra/Aqua (LAPAN) confidence level ?80% menunjukkan 53 hotspot di seluruh wilayah Indonesia, data Terra/Aqua (LAPAN) confidence level 30-?79% sebanyak 117 hotspot, dan data Terra/Aqua (LAPAN) confidence level ?29% sebanyak 6 hotspot.
Pada hari sebelumnya per tanggal 28 Juli 2017 pukul 20.00 WIB terpantau sebanyak 3 hotspot pantauan satelit NOAA dan 15 hotspot menurut pantuan satelit TERRA/AQUA. Total hotspot berdasarkan satelit NOAA per 1 Januari - 29 Juli 2017 dilaporkan sebanyak 976 titik. Jumlah ini menurun dibandingkan pada tahun 2016 untuk periode yang sama, yaitu sebanyak 1.113 titik. Hal ini berarti terdapat penurunan sebanyak 137 titik atau sebesar 12,30%.
Sementara total hotspot per 1 Januari - 29 Juli 2017 Terra/Aqua confidence level ?80% sebanyak 157 titik. Pada periode yang sama tahun 2016 terdapat hotspot sebanyak 2.093 titik, maka saat ini terjadi penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.936 titik atau sebesar 92,49%.
Berdasarkan laporan Harian Posko Tim Satgas Karhutla yang disampaikan oleh Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Raffles Pandjaitan, telah dilakukan pemadaman di sejumlah wilayah. Diantaranya, pemadaman lanjutan kebakaran lahan di Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Di Provinsi Riau, dilakukan pemadaman bersama di Kecamatan Sungai Sembilan, Kecamatan Dumai Timur, dan Kecamatan Sungai Apit.
Laporan Brigdalkarhutla KPH Lalan Mendis untuk pemadaman karhutla di wilayah Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan menyatakan 100% berhasil dipadamkan. Upaya pemadaman juga dilakukan pada lahan gambut oleh Manggala Agni Daops Banyuasin di Desa Parit, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir.
Selain upaya pemadaman darat, penanganan karhutla juga dilakukan melalui pemadaman udara. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) melalui hujan buatan dilakukan di Provinsi Riau dari tanggal 5 Juli - 27 Juli 2017 sebanyak 24 Penerbangan dan telah disemai garam sebanyak 19,2 Ton garam di wilayah Kab. Siak, Kampar, Bengkalis, Pelalawan, Inhul dan Rohil. Untuk Provinsi Sumatera Selatan dari tanggal 8 Juni – 25 Juli 2017 telah dilakukan 53 Penerbangan dan telah disemai garam sebanyak 50,0 Ton garam di wilayah Kab. Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, PALI, Muara Enim, OKU Timur dan Kota Palembang.
Kementerian LHK juga bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan mengerahkan helikopter untuk kegiatan Water Bombing. Sejak tanggal 4 Juni 2017, sampai tanggal 27 Juli 2017 telah dilakukan water bombing sebanyak 5.787 sorti dengan total air sebanyak 22.763.350 Liter di Kab. Rokan Hilir, Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Bengkalis, Kuansing, Meranti, Pelalawan dan Kampar, Provinsi Riau. Kegiatan Water Bombing juga dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 8 Juni - 25 Juli 2017 dengan rincian 593 Sorti dengan total air yang dijatuhkan sebayak 1.873.700 Liter air di Kab. OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, Pali, Muara Enim dan OKU.
Sementara itu, Kepala Biro Humas KLHK, Djati Witjaksono Hadi menyampaikan bahwa total luas kebakaran hutan dan lahan yang telah ditangani oleh Manggala Agni sampai saat ini (29/07/2017) adalah 3.127, 511 Ha.
“Selain upaya pemadaman, dalam rangka optimalisasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), Kementerian LHK proaktif dalam memantau langsung ke lapangan, dan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten setempat, untuk membahas langkah-langkah teknis dan strategis penanganan karhutla,” tutur Djati. (*)
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330