Kemenhut Tetapkan TN Sembilang Sebagai Lokasi Jaringan Kerja Penyelamatan Burung Air Migran

Sat, 03 March 2012

Nomor : S. /PHM-1/2012

Indonesia dikaruniai ekosistem yang kaya, serta iklim tropis yang menjadikannya sebagai negara terbesar ketiga dalam hal keanekaragaman jenis burung. Ada ± 1.598 jenis burung yang hidup di berbagai habitat, dimana 380 jenis diantar anya merupakan burung air, termasuk burung air migran. Setiap tahun, sekitar 5 juta ekor burung air bermigrasi di sepanjang jalur terbang East Asian – Australasian Flyway, dan Indonesia adalah merupakan salah satu lokasi persinggahan selama perjalanan migrasi mereka. Indonesia sendiri memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan makhluk hidup luar biasa tersebut. Sebagai upaya untuk membangun, mempertahankan, memperkuat dan memperluas Kemitraan di tingkat lokal, nasional dan internasional, untuk melindungi burung air migran di sepanjang jalur terbangnya, maka pada tanggal 19 Maret 2012, akan dilakukan “The Sixth Meeting Of Partners Of The East Asian- Australian Flyway Partnership, bertempat di Hotel Aryaduta, Palembang. Pertemuan akan dibuka oleh Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, dan dihadiri oleh perwakilan Pemerintah dari beberapa negara, perwakilan Organisasi Antar-Pemerintah, LSM Internasional, LSM lokal, Masyarakat Madani serta sektor Swasta dan Perwakilan Institusi Pendidikan.

Kementerian Kehutanan telah mengambil langkah-langkah penting yang diperlukan untuk membantu melestarikan burung air migran, termasuk berpartisipasi aktif dalam Kemitraan ini. Inisiatif terbaru yaitu membentuk Kemitraan Nasional untuk Pengelolaan Burung Migran, yang merupakan langkah maju untuk mengatasi berbagai permasalahan secara lebih strategis, khususnya terkait dengan pemangku kepentingan di luar kawasan lindung. Pada tingkat internasional, masih ada gap dimana baru 13 negara dari 22 negara di wilayah jalur terbang yang telah bergabung dengan Kemitraan. Selain itu, baru 108 lokasi diantara 700 lokasi potensial yang baru bergabung dalam Kemitraan. Pelaksanaan strategis untuk melindungi burung air migran diantara negara-negara pada jalur terbang sangat diperlukan untuk membangun kerjasama saling menguntungkan, dan menggalang dukungan dari semua pemangku kepentingan.

Berbagai penelitian telah menunjukan bagaimana kompleksitas siklus migrasi dan betapa kerasnya perjalanan yang harus mereka tempuh di sepanjang jalur terbang. Penyelamatan lokasi-lokasi penting dalam jumlah yang cukup di sepanjang jalur migrasi mereka adalah merupakan salah satu kunci strategis untuk mempertahankan populasi mereka. Taman Nasional Wasur di Papua merupakan Lokasi Jaringan Kerja yang pertama untuk Indonesia. Dalam pertemuan di Palembang tersebut, akan ditetapkan bahwa Taman Nasional Sembilang, Sumatera Selatan sebagai lokasi yang kedua. Pada tingkat lokal, burung-burung migran rentan terhadap berbagai ancaman langsung maupun tidak langsung, termasuk penangkapan, perburuan, pencemaran dan kehilangan habitat, yang berkaitan erat dengan kondisi sosial-ekonomi di wilayah tersebut. Masyarakat lokal, Pemerintah Daerah dan LSM memainkan peran penting dalam memobilisasi pembangunan yang berkelanjutan serta mengalokasi sumber daya yang tersedia untuk melakukan upaya konservasi. Tanpa dukungan serta keterlibatan dan partisipasi dari masyarakat dan pemangku kepentingan setempat, seluruh upaya konservasi bisa menjadi sia-sia. (#)


Melayani hak anda untuk tahu