Wed, 20 December 2017
Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu, 20 Desember 2017. Dalam upaya memperkuat sistem monitoring kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terkini, akurat, dan terpercaya, KLHK mengembangkan metode identifikasi luas karhutla berbasis teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Raffles B. Panjaitan menyampaikan bahwa sistem monitoring ini bertujuan untuk menyajikan data spasial karhutla secara akurat.
“Identifikasi luas karhutla dilakukan dengan menggunakan data penginderaan jauh yang berasal dari Citra Landsat 8 OLI, didukung dengan data hotspot dari Satelit NOAA dan TERRA-AQUA, kemudian diintegrasikan dengan data lapangan”, jelas Raffles.
Lebih lanjut Raffles menjelaskan data hotspot, data Citra Landsat 8 serta data lapangan tersebut didelineasi atau ditafsir, sehingga diperoleh peta areal kebakaran yang sudah divalidasi dengan pengecekan lapangan.
“Data luas karhutla ini dapat dijadikan sumber dalam perencanaan, pencegahan, penanggulangan, monitoring, dan pemulihan karhutla, penghitungan emisi, serta proses penegakan hukum. Baik oleh KLHK sendiri ataupun kementerian/lembaga lain yang memerlukan”, tegas Raffles.
Berita selengkapnya klik
disini