Tue, 06 September 2016
Nomor : SP. 63 /HUMAS/PP/HMS.3/9/2016
Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Selasa, 6 September 2016: Perhutanan sosial adalah sebuah konsep dan aksi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mengelola hutan secara lestari dan berkelanjutan, dimana pemerintah akan bergandeng tangan dan bekerja sama dengan masyarakat serta para pihak terkait untuk bersama mengelola hutan Indonesia. Untuk mendongkrak antusiasme, Passion, dan Spirit semua pihak untuk lebih mengembangkan kreatifitas sebagai tujuan akhir kemandirian usaha, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan Festival Rakyat Perhutanan Sosial Nusantara (PeSoNa) Tahun 2016 pada tanggal 6-8 September 2016 di Komplek Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan - Jakarta dengan mengangkat tema “Saatnya Untuk Rakyat”.
Festival Rakyat PeSoNa dibuka langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Selasa, 6 September 2016 dan dihadiri oleh 1.000-an peserta dari seluruh Indonesia. Sesuai dengan namanya, event ini adalah pesta bagi seluruh masyarakat Indonesia sebagai ajang untuk mempromosikan pencapaian yang telah diraih. Sampai 2016 ini, capaian kinerja Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial adalah 1,8 juta ha, terdiri dari luas Penetapan Areal Kerja (Pencadangan) 1,3 juta ha dan yang telah berizin/MoU seluas 451.507 Ha. Program Perhutanan Sosial menargetkan akses kelola masyarakat seluas 12,7 juta melalui 5 skema, yaitu: kegiatan Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Kemitraan dan Hutan Adat (HA). Melalui skema tersebut, masyarakat diberikan akses untuk mengelola kawasan hutan secara lestari yang pada akhirnya dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan.
Di awal sambutannya, Menteri Siti Nurbaya menyampaikan bahwa terdapat dua hal penting yang dimaksudkan pada Festival Rakyat Perhutanan Sosial Nusantara (PeSoNa) ini. “Pertama, terkait dengan pemantapan, rekonfirmasi lapangan tentang kebijakan Perhutanan Sosial. Kedua, orientasi atau mengarah pada upaya-upaya when seller meet buyer, dan diharapkan terjalin komunikasi pola bisnis bagi usaha-usaha yang dikembangkan dalam bisnis proses perhutanan sosial. Kedua hal ini merupakan strategi dan konfigurasi bisnis baru, yakni konfigurasi bisnis ekonomi produktif masyarakat/kelompok tani hutan”, ucap Siti.
Di akhir sambutannya, Menteri Siti menghimbau kepada semua pihak untuk, “Mari kita wujudkan korporasi rakyat yang akan berdampingan dengan korporasi yang ada saat ini untuk memanfaatkan dan mengusahakan lahan hutan. Dengan demikian, kita akan dapat mencapai keadilan penggelolaan dan pemanfaatan hutan negara, membangun kolaborasi dan produktivitas agar hutan dapat dimanfaatkan untuk mensejahterakan rakyat sebagaimana pesan Bapak Presiden Jokowi”, lanjut Siti.
Kegiatan Festival Rakyat PeSoNa dibalut dengan talk show tentang perhutanan sosial, guna memberi edukasi lebih tentang perhutanan sosial sehingga membuat masyarakat turut serta dalam mengembangkan perhutanan sosial. Selain itu, ada pameran yang berisi tentang produk-produk hasil petani hutan, produk dari bahan bahan daur ulang (recycle), kerajinan dan souvenir hasil turunan hutan (bukan kayu), serta kuliner.
Tidak hanya kegiatan berupa edukasi, festival ini juga diisi panggung hiburan untuk menghibur dan memberikan kegembiraan yang khas dari sebuah pesta rakyat. Hiburan dalam festival ini berupa pentas seni dari berbagai kesenian budaya yang ada di Indonesia. Mulai dari kesenian angklung, orkes kecapi, pentas musik tradisional sasando, pentas musik tradisional harpa, festival gunung merapi (Jathilan), pentas musik pengamen jalanan, pentas musik dog dog jolor, dan masih banyak kesenian lain yang akan ditampilkan.