Sat, 10 December 2016
Indramayu, Biro Humas Kementerian LHK, Sabtu, 10 Desember 2016: Abrasi
merupakan tantangan yang besar bagi penduduk Indonesia, karena hampir
70% penduduk Indonesia hidup di wilayah pesisir dan hidup dari hasil
laut.
Indramayu kota pesisir menjadi salah satu saksi dari adanya
abrasi laut, kota ini kehilangan satu dusunnya yang berada dekat bibir
pantai. Dusun ini hilang akibat naiknya permukaan air laut.
Siti
Nurbaya mengatakan, "dalam mengelola lingkungan hal yang penting adalah
kepemimpinan, pemimpin yang baik dan sadar lingkungan pasti memikirkan
cara untuk membawa masyarakatnya sadar juga." Ditengah teriknya matahari
Siti juga menambahkan, "pemimpin juga perlu belajar berkolaborasi,
dengan korporasi, tokoh masyarakat, pemerintah wilayah tetangga,
semuanya. Karena semuanya harus kerjasama, baru urusan lingkungannya
jalan".
Mengunjungi Pertamina RU VI Balongan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sekaligus mengunjungi Pertamina RU VI,
karena ternyata Pertamina hari ini berulang tahun ke-50. Mendampingi
Menteri LHK, Syamsul Alam, Direktur Hulu Pertamina mengatakan,
"Pertamina berkomitmen untuk membangkitkan kesadaran masyarakat khusunya
pesisir pantai terlebih khusus lagi di Indramayu ini, program perbaikan
pesisir ini harus dilakukan bersama dengan masyarakat, karena kami
mengharapkan program penyelamatan pesisir ini menjadi program mandiri
milik masyarakat".
Bupati Indramayu Ana Sopana, yang hadir dalam
acara pembersihan pesisir Pantai Karangsong, Indramayu, menyatakan,
"Banyak kontribusi dalam bentuk CSR dari industri di wilayah Indramayu,
kami sebagai Pemerintah Kota berharap ada tembusan informasi mengenai
CSR yang disampaikan oleh perusahaan kepada kami, sehingga bantuan itu
tidak tumpang tindih hanya disuatu tempat saja," Ana juga mengatakan ada
PR besar untuk terus menyadarkan masyarakat untuk menjaga lingkungan.
Bupati yang dikenal sangat tepat waktu oleh masyarakat Indramayu ini,
menyampaikan pihaknya perlu mencatat tiap CSR yang masuk ke Indramayu
sehingga tahu dengan jelas hal apa yang belum tersentuh oleh pemerintah
kota.
Wilayah laut Indonesia terdiri dari tiga zona, yaitu zona
pantai, zona laut, dan zona dasar laut atau lepas pantai. Panjang garis
pantai Indonesia menjadi hal yang krusial dari bidang keamanan, dan
dukungan keterlibatan masyarakat merupakan hal utama untuk menjaga tiap
sudut Indonesia.
Sambil membersihkan pantai, Menteri LHK juga
mengunjungi Arboretum Mangrove, sebuah pusat budi daya mangrove di
kawasan Indramayu. Arboretum Mangrove yang digagas oleh Pertamina ini
memiliki luas kawasan 5,6 Ha, dan menjadi pusat pembibitan sebabyak
1.023 bibit mangrove yang terdiri dari 23 jenis mangrove.
Usaha
penyelamatan kawasan pesisir Indramayu ini dimulai sejak 2008, dan
hingga tahun ini kawasan mangrove ini akhirnya menjadi rumah bagi 37
jenis burung. Dari 5 Ha kawasan ini sekita lebih dari 2 Ha-nya akan
dijadikan sebagai bagian ekowisata. Indonesia yang menjadi pemilik dari
25% kawasan mangrove dunia dan 60% kawasan mangrove ASEAN menjadi
penopang terbesar menjaga suhu bumi. Mangrove memiliki kemampuan
menyerap emisi karbon lima kali lebih besar dari jenis pohon lainnya.
Disamping itu mangrove juga memiliki nilai ekonomi yang masih belum
banyak diketahui masyarakat pesisir. Ada 84.300 pengunjung yang tercatat
datang dan belajar mengenai mangrove ke Arboretum Mangrove ini.
Arboretum ini menjadi kekayaan riset dunia, ada 665 lebih mangrove yang
sudah ditanam, dan kawasan ini ditengarai juga sebagai kawasan yang
memiliki jenis mangrove terlengkap, mulai dari Bintaro, Pidada, Tapak
Kuda dan masih banyak lagi.
Sementara itu Siti menjelaskan
pemerintah tengah memikirkan insentif bagi korporasi yang melakukan CSR
yang menyatukan unsur lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Hal itu
penting untuk meningkatkan upaya dan kesadaran korporasi melakukan CSR
yang tidak asal-asalan.
Pada hari yang sama juga telah dipecahkan
rekor MURI dimana 1.000 orang melakukan minum produk sirup mangrove
yang merupakan hasil usaha pemberdayaan masyarakat di pesisir pantai
Karangsong. (***)