Fri, 01 April 2016
Nomor : S. 244 /HUMAS/PP/HMS.3/4/2016
Jakarta, Biro Humas, Jumat, 1 April 2016. Guna mewujudkan Taman Nasional dan Taman Wisata Alam sebagai Destinasi Wisata Unggulan di Jawa Timur khususnya Kabupaten Banyuwangi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyelenggarakan rapat koordinasi dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, perwakilan Kementerian Pariwisata, Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada Jum’at, 1 April 2016 di Kantor Kementerian LHK Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta.
Di Provinsi Jawa Timur terdapat 28 unit kawasan konservasi dengan total luasnya mencapai 234.461 ha. Kawasan konservai tersebut terdiri dari Cagar Alam (CA) 18 unit, Suaka Margasatwa (SM) 2 unit, Taman Nasional (TN) 4 unit, Taman Wisata Alam (TWA) 3 unit, dan Taman Hutan Raya (Tahura) 1 unit. Di Kabupaten Banyuwangi sendiri terdapat 2 TN; Alas Purwo dan Meru Betiri serta 1 TWA: Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup. Pembangunan pariwisata dan pengelolaan lingkungan laksana dua sisi mata uang, saling melengkapi. Jika dikelola dengan baik, selain kawasannya terjaga juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjadi sumber devisa negara. Tepat bila diyakini bahwa “semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan”.
Siti Nurbaya menyampaikan bahwa selama 2015 – 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan konservasi minimal 1,5 juta orang dan wisatawan nusantara 20 juta orang. “Untuk meningkatkan kunjungan, diperlukan upaya peningkatan sarana dan prasarana pendukung wisata di Taman Nasional dan Taman Wisata Alam dengan dukungan anggaran dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta adanya marketing dan promosi yang bagus”, ucap Siti.
Diperlukan analisis wilayah konservasi untuk dukungan kepada pengembangan destinasi wisata yang diprioritaskan di Jawa Timur yakni Bromo Tengger Semeru. Yang dalam konteks kewilayahan terkait dengan wilayah yang saling mempengaruhi termasuk Taman Nasional dan Taman Wisata Alam yang sangat potensial seperti TN Alas Purwo, TN Baluran, TN Meru Betiri dan TWA Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup. “Ini penting untuk dikaitkan antar potensi dalam kawasan pengembangan”. “Kabupaten Banyuwangi dinilai sangat aktif dan cukup agresif melangkah dalam pengembangan wisata, yang telah melakukan investasi dana kabupaten tidak kurang dari Rp. 60 milyar. Sebuah angka yang cukup besar untuk alokasi APBD kabupaten”, tambah Siti Nurbaya.
Bupati Banyuwangi Abdullan Azwar Anas, menyatakan bahwa Banyuwangi telah menyiapkan rencana pengelolaan pariwisata jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. “Kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah ketersediaan toilet dan air bersih serta pembangunan jalan sepanjang 27 km di TWA Kawah Ijen, dan 20 km di Alas Purwo”. “Guna mendukung pariwisata, Banyuwangi telah memiliki 53 event seperti Banyuwangi Festival yang diikuti 25 negara”, lanjut Azwar Anas.
Di akhir pertemuan, Siti Nurbaya menyampaikan “Dipahami bahwa terdapat soal-soal regulasi yang dinilai kaku dan akan segera disesuaikan dengan tetap menjaga prinsip konservasi”. Dibahas juga perlunya prasarana dan sarana terutama jalan akses lokasi serta adanya persoalan sampah yang sangat mengganggu objek atau spot wisata.
Penanggung Jawab Berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal HP: 0818432387