Tue, 29 November 2016
Nomor : SP. 140 /HUMAS/PP/HMS.3/11/2016
Jakarta, Biro Humas Kementerian LHK, Selasa, 29 November 2016:Sumatera Selatanmenyatakan kesiapan menjadi tuan rumah agenda Pertemuan Bonn Challenge Asia Pacific Regionalpada pertengahan Februari 2017 mendatang. Hal tesebut disampaikan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Nurdin, saat bertemu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, di Jakarta (29/11/16). Pertemuan Bonn Challenge di Palembang akan dihadiri sekitar 60 peserta terdiri dari Menteri, Direksi, Gubernur dari pemerintah di Asia Pasifik dan mitra Bonn Challenge, perusahaan dan organisasi internasional yang mempunyai program keberlanjutan.
Bonn Challengemerupakan gerakan global untuk merestorasi 150 juta ha lahan yang terdeforestasi dan terdegradasi sampai 2020, serta 350 juta ha sampai 2030. Bonn Challenge menyerukan negara-negara dan semua aktor (swasta, masyarakat, NGOs, dan lainnya) untuk mencapai target tersebut sebagai alat untuk memenuhi beberapa tujuan internasional seperti CBD Aichi Target 15, REDD+ UNFCCC, UNCCD dan SDGs. Bonn Challenge diluncurkan pertama kali pada pada 2 September 2011 oleh Germany dan the International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Siti Nurbaya, menyatakan bahwa perlu persiapan serius untuk menghadapi pertemuan internasional tersebut.“Kedepan agar dilakukan focus group discussion (FGD) dan rapat teknis yang intensif antara KLHK dan Pemprov Sumsel untuk membahas lebih detail persiapan Indonesia sebagai tuan rumah acara ini. Momen ini dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan promosi kegiatan restorasi yang ada di Indonesia”, ucap Siti Nurbaya.
Arti penting Bonn Challenge bagi Indonesia adalah:
a. Menyatakan kembali komitmen mengurangi deforestasi dan restorasi ekosistem; sekaligus menyampaikan pencapaian restorasi terkini dalam kerangka struktur politik baru.
b. Mempertimbangkan peran Indonesia dalam Perubahan Iklim, untuk mengkomunikasikan NDCs.
c. Memberikan pandangan terkait potensi restorasi ekosistem sebagai win-win solution antara tujuan biodiversity dan perubahan iklim (kontribusi langsung biodiversity terhadap penanganan perubahan iklim).
d. Untuk menyampaikan informasi pencapaian Aichi Targets.
e. Untuk sharing pengalaman dalam menangani ancaman deforestasi dan degradasi lahan; untuk di scale up di negara lainnya.
f. Mendorong berbagai pihak khususnya di luar pemerintah pusat (pemerintah daerah dan swasta) untuk melaksanakan aksi nyata restorasi.
Pledging untuk restorasi disampaikan ke Global Partnership on Forest LandscapeRestoration melalui IUCN. Sebagai catatan, pledges voluntary tersebut tidak pernah disebutkan sebagai bagian dari komitmen di bawah UNFCCC. Penyelenggaraan Bonn Challange biasanya dikaitkan dengan event besar yang memiliki gaung politik tinggi, namun belum tentu berdampak.
Dalam website Bonn Challenge, tertulis bahwa target restorasi lahan Indonesia seluas 28,85 juta (+420.000) ha, dengan berbagai skema (hutan tanaman, agroforestry, dan restorasi DAS), namun belum diketahui pasti sumber informasi dan teknis penghitungannya.(***)
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK, Novrizal, HP: 0818432387