Tujuh Menteri Apresiasi KLHK atas Capaian Pengendalian Perubahan Iklim

Tue, 16 January 2018

Nomor : SP. 020 /HUMAS/PP/HMS.3/01/2018

Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Selasa, 16 Januari 2018. Memasuki tiga tahun implementasi Paris Agreement oleh Indonesia, seluruh pemangku kepentingan siap meneruskan komitmen penguranan emisi gas rumah kaca (GRK) menuju tahun 2030. Hal ini disampaikan oleh Kementerian sektor terkait mitigasi perubahan iklim, saat menghadiri Festival Iklim 2018 di Jakarta (16/01/2018), yang mengusung tema ‘Tiga Tahun Capaian Pengendalian Perubahan Iklim’.

Sebagaimana disampaikan Menteri LHK, Siti Nurbaya, pada saat pembukaan, bahwa komitmen Indonesia untuk implementasi penurunan emisi GRK hingga di bawah 2 derajat menjadi sangat penting. “Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi terhadap target pencapaian penurunan emisi GRK, sebagai implementasi Paris Agreement ini”, tutur Menteri Siti Nurbaya.

Dalam kesempatan ini, hadir empat menteri lainnya yang menyampaikan kemajuan implementasi Paris Agreement dari masing-masing sektor yang dipimpinnya. Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, misalnya, menyampaikan kemajuan sektor industri hijau dalam tiga tahun terakhir yang mampu menyumbang penghematan energi setara 2,8 trilyun pertahun, dan penghematan air setara 96 milyar pertahun, dari 34 perusahaan di industri semen, pupuk, besi baja, keramik, pulp, kertas, gula dan tekstil.

Sementara sektor energi telah menyumbang penggunaan bauran energi yang berasal dari energi baru terbarukan (EBT), sebanyak lebih dari 12 persen, dari target 23% penggunaan energi EBT pada tahun 2025. Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan.

Menteri Ignasius Jonan juga menambahkan bahwa, KemenESDM tengah mendorong peningkatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dimana kedua hal tersebut perlu diiringi dengan penyesuaian tarif yang terjangkau bagi masyarakat.

“Saat ini kami telah memfasilitasi penerangan empat lampu bagi 1.000 desa dan sambungan listrik untuk handphone, dengan tenaga solar (home solar system), secara gratis. Komitmen ini akan kami jaga dengan satu catatan, tarif listrik masih terjangkau masyarakat. Kami juga berkoordinasi dengan pihak terkait dalam mendukung kemampuan rakyat untuk membeli listrik”, jelasnya.

Sebagai bentuk pengurangan emisi, Ignasius juga menghimbau penggunaan pipa dalam pemanfatan gas, dan agar masyarakat dapat menggunakan BBM dengan standar emisi yang lebih baik yaitu euro 5, serta harapan pengurangan/pembebasan pajak bagi kendaraan listrik. 

Salah satu wujud nyata pengurangan emisi di Indonesia, yaitu dari pengurangan asap kebakaran hutan dan lahan selama tahun 2017. Terkait hal ini, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, menyampaikan bahwa pihaknya bersama KLHK dan sektor swasta perkebunan, telah membentuk desa mandiri peduli api. “Berkat kerjasama ini, karhutla sudah mulai berkurang”, tuturnya.

Sementara Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menghimbau agar masyarakat mendukung upaya Pemerintah dalam menangani perubahan iklim, seperti mengurangi penggunaan listrik, meningkatkan transportasi publik, dan meningkatkan penggunaan produk-produk ramah lingkungan, serta penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Dalam kesempatan ini, beberapa Menteri juga hadir secara tidak langsung menyampaikan apresiasi kepada KLHK atas tiga tahun pencapaian pengendalian perubahan iklim, melalui tayangan video. Menteri tersebut antara lain Menteri Luar Negeri, Retno L. P. Marsudi; Menteri Keuangan, Sri Mulyani; dan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. Ketiga menteri tersebut sepakat bahwa perubahan iklim merupakan tantangan dan tanggung jawab semua pihak. 

“Perubahan iklim juga merupakan peluang sebagai gaya hidup baru, industri baru, energi baru terbarukan, yang dapat menopang kehidupan masyarakat lebih baik, namun tetap menjaga iklim global agar tidak meningkat. Dan agar masyarakat tidak terpengaruh negatif dari perubahan iklim, kita perlu mengkampanyekan gaya hidup sustainability (keberlanjutan) dan ramah lingkungan”, pesan Menkeu Sri Mulyani.

Dukungan terhadap KLHK juga disampaikan oleh Mentan Amran Sulaiman, “Kami juga menghimbau seluruh jajaran agar mendukung upaya kerja keras KLHK. Dalam rangka memitigasi dampak perubahan iklim, kami juga membangun embung, sumur dangkal, normalisasi sungai, agar air tersedia sepanjang tahun, untuk keperluan peternakan dan hortikultura, dan juga untuk mendukung upaya pemadaman karhutla di kawasan perkebunan".

Himbauan untuk tidak membakar lahan bagi para petani juga tidak lupa disampaikan Mentan Amran Sulaiman, sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan. “Mari kita bersama-sama dukung upaya penurunan emisi GRK ini, karena ini bukan tugas KLHK saja, melainkan tugas kita bersama”, pesan Mentan Amran Sulaiman.(*)

Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Humas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Djati Witjaksono Hadi – 081375633330

Melayani hak anda untuk tahu