UNESCO Kukuhkan Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru – Arjuno dan Cagar Biosfer Taka Bonerate

Thu, 19 July 2018

Biro Humas Kemen LHK, Jakarta : Sidang the 27th Man and Biosphere International Coodinating Council (MAB ICC) – UNESCO , yang berlangsung tanggal 8 – 12 Juni 2015 di kantor pusat UNESCO Paris , mengukuhkan 18 cagar biosfer baru di dunia, termasuk 2 dari Indonesia , yaitu Cagar Biosfer Bromo Tengger Semeru – Arjuno di Jawa Timur dan Cagar Biosfer Taka Bonerate di Sulawesi Selatan.

Sidang dihadiri oleh Delegasi Republik Indonesia , dipimpin Deputi Ilmu Pengolahan Hayati-LIPI selaku Ketua Komite Nasional Program MAB ) UNESCO untuk Indonesia, Prof. Dr. Enny Sudarmonowati didampingi Direktur Program MAB Indonesia, Prof Dr Yohanes Purwanto, mantan Wakil Kepala LIPI, Prof. Dr. Endang Sukara, Duta Besar/Deputi Wakil Tetap Indonesia untuk UNESCO, Prof. Dr. T. A. Fauzi Soelaiman, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Selayar, Pemerintah Kabupaten Wakatobi dan sektor Swasta.

Pengukuhan dua kawasan konservasi tersebut menambah jumlah kawasan konservasi cagar biosfer di Indonesia menjadi 10 kawasan dari Indonesia yang menjadi anggota MAB UNESCO . Delapan cagar biosfer Indonesia sebelumnya adalah Cagar Biosfer Cibodas (1977) : Cagar Biosfer Komodo (1977): Cagar Biosfer Tanjung Puting (1977) : Cagar Biosfer Lore Lindu (1977) : Cagar Biosfer Pulau Siberut (1981) : Cagar Biosfer Leuser (1981) : Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Baru (1981) dan Cagar Biosfer Wakatobi (2012).

Konsep Cagar Biosfer digagas UNESCO sejak tahun 1971 yang saat ini jumlahnya mencapai 647 di 120 negara di dunia. Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang besar untuk mendemonstrasikan pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan dan pengembangan cagar biosfer Indonesia dapat menjadi sarana untuk melaksanakan komitmen bangsa Indonesia dalam melaksanakan berbagai konvensi terkait dengan lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim.

Melayani hak anda untuk tahu